Studi Kasus Multiplexer dan Demultiplexer
Studi Kasus Multiplexing dan Demultiplexer
TUGAS KELOMPOK
Nama anggota kelompok : Dwi Humaira Hafizah Faturahma
Ahsanul Jasir Rafif Ilhami
Sistem pengkabelan
mobil yang digunakan saat ini tergolong konvensional, menggunakan kabel
individual untuk mengaktifkan komponen kelistrikan yang membuat rumit
pengkabelan. Kabel tersebut juga terhubung langsung dengan power, sehingga akan
meningkatkan resiko konsleting. Maka dirancanglah metoda
multiplexing–demultiplexing untuk efisiensi pengkabelan pada mobil. Tipe IC
yang digunakan adalah 74HCT4051, 1 buah multiplexer dan 2 buah demultiplexer.
Sistem tersebut untuk mengontrol 15 output pada mobil. Menggunakan Mosfet
IRF540N sebagai penghubung power ke beban. Sistem ini membutuhkan frekuensi
penggiliran sebesar 52.5 Hz. Berdasarkan pengujian, sistem ini dapat mengontrol
output secara memadai, yaitu tidak terlihat berkedip dengan presentase
keberhasilan sebesar 100 %. Kata kunci : Pengkabelan kelistrikan mobil,
multiplexing, demultiplexing.
Sebuah kendaraan
tidaklah terlepas dari komponen elektrik untuk mengontrol beberapa perangkat
elektrik yang digunakan seperti sistem penerangan dan juga komponen elektrik
lainnya. Sistem koneksi pengkabelan yang digunakan untuk mengaktifkan
perangkat–perangkat tersebut masih menggunakan metode konvensional, yaitu
menghubungkan langsung beban output ke sumber power menggunakan kabel–kabel
individual untuk semua perangkat beban. Sehingga secara kerumitan akan terlihat
sangat rumit. Serta dapat meningkatkan potensi terjadinya hubungan arus pendek.
Sistem multiplexing demultiplexing adalah sebuah metode pengontrolan data yang
menggunakan prinsip penggiliran untuk setiap input yang diterimanya. Sehingga
memiliki keuntungan hanya menggunakan satu koneksi kabel untuk mengirimkan data
penggiliran tersebut yang bersifat seri. Untuk menanggulangi kerumitan pada
sistem pengkabelan mobil saat ini maka dirancang sebuah sistem dengan metoda
multiplexing-demultiplexing yang nantinya dapat dijadikan sebagai alternatif
yang dapat digunakan untuk pengkabelan pada mobil.
Demultiplxer
(DEMUX) merupakan suatu rangkaian elektronika yang mempunyai output dua atau
lebih dan hanya mempunyai satu input. Di dalam demultiplexer terdapat suatu
pemilih keluaran/outputnya, jadi demultiplexer merupakan rangkaian yang dapat
dipilih outputnya untuk meneruskan data dari inputnya. Berkebalikan dari
multiplexer yang dapat dipilih intputnya, demultiplexer ini yang dipilih adalah
outputnya.
Sistem ini dapat
memperingkas pengkabelan pada mobil saat ini sehingga memudahkan dalam
melakukan perawatan maupun perbaikan jika terjadi permasalahan. Rancangan
rangkaian ini hanya menggunakan 3 buah IC multiplexer-demultiplexer yang dapat
mengontrol seluruh perangkat output berjumlah 15 buah. Rangkaian sistem
multiplexingdemultiplexing ini dapat mengoperasikan perangkat aksesoris
kendaraan mobil seperti fungsi pada normalnya dengan menggunakan frekuensi
clock pada rangkaian pembangkit pulsa clock sebesar 420 Hz. Penggunaan
frekuensi clock sebesar 420 Hz menghasilkan frekuensi penggiliran pada
rangkaian kontrol alamat sebesar 52.5 Hz telah berhasil melakukan penggiliran
power pada perangkat output secara memadai dan tidak terlihat berkedip.
·
SISTEM KELISTRIKAN MOBIL (Multiplexer)
Multiplexer (MUX)
atau selector data adalah suatu rangkaian logika yang dapat menerima satu
hingga banyak input data, dan untuk suatu saat tertentu hanya mengizinkan satu
data input masuk dan melewati output, yang diatur oleh input selektor. Oleh
karena itu, MUX memiliki fungsi sebagai sebuah pengontrol digital. MUX memiliki
jumlah kanal input lebih dari 1, minimal 2 atau kelipatan 2, dan hanya memiliki
1 kanal output. Banyaknya selektor dilihat dari banyaknya kanal input seperti
terlihat pada gambar.
Sistem Kelistrikan
Aksesoris Mobil
Seperti pada pendahuluan, bahwa sistem pengkabelan mobil saat ini masih
menggunakan sistem konvensional. Sistem tersebut masih f = 1.44 𝑅𝐴) + (2𝑅𝐵 𝐶1 menggunakan masing–masing kabel yang dikoneksikan dengan tiap–tiap
perangkat output, seperti terlihat pada gambar 6, Sehingga secara pengkabelan
akan terlihat sangat rumit. Serta kabel tersebut juga terkoneksi langsung
dengan power, sehingga akan meningkatkan terjadinya konsleting listrik.
Untuk menanggulangi problem kerumitan dan juga potensi konsleting listrik
yang cukup tinggi pada sistem pengkabelan konvensional, maka dirancanglah
sebuah sistem dengan metoda multiplexing-demultiplexing dalam pengkabelan
perangkat kelistrikan mobil.
Pada bagian input
terdiri dari 8 buah data masukan yang bersifat paralel. Data masukan tersebut
bersumber dari switch kontrol pada bagian kemudi. Setelah itu data tersebut
akan digilir dan dikirimkan oleh komponen multiplexer. Pengiriman data dari
multiplexer ke demultiplexer bersifat seri, karena hanya menggunakan satu
koneksi kabel saja. Setelah data tersebut diterima oleh komponen demultiplexer
berupa data seri yang masih bersusun antara data satu dan data lainnya, lalu
dipisahkan menjadi banyak keluaran secara bersamaan atau paralel sesuai dengan
input yang diberikan.
Rancangan Proses
Diagram blok pada
gambar dibawah menunjukkan bagian–bagian yang digunakan dalam keseluruhan
sistem rancangan. Terdiri dari bebepara komponen seperti multiplexer,
demultiplexer, kontrol alamat, driver power dan juga beban output.
Rangkaian input
multiplexer
Rangkaian input
multiplexer ini terdiri dari switch kontrol pusat dan IC multiplexer. Switch
kontrol pusat yang pada sistem konvensional digunakan untuk menghubungkan
secara langsung perangkat aksesoris atau beban dengan power 12 volt pada aki
mobil. Dengan kata lain penggunaan ini hanya sebagai saklar power untuk
perangkat aksesoris mobil. Sedangkan pada perancangan digunakan sebagai input
data untuk sistem multiplexing demultiplexing. Saklar-saklar tersebut
dihubungkan secara paralel dengan sumber tegangan 5 Volt dan dihubungkan
sebagai input kontrol ke IC multiplexer 74HCT4051 yang memiliki jumlah channel
8 buah, yaitu channel X0 sampai dengan channel X7.
Data yang masuk
pada IC multiplexer akan digilir satu persatu oleh sinyal kontrol pengalamatan
yang dilambangkan dengan C, B, dan A dan INH atau enable yang dikirimkan dari
rangkaian kontrol pengalamatan. Data pada C, B dan A ini bekerja secara biner,
mulai dari data 000 sampai dengan data 111 yang akan membuka channel X0 sampai
dengan channel X7. Kontrol pengalamatan ini bersifat kontinyu dan berurutan,
sehingga penggiliran channel akan dimulai dari channel X0 hingga channel X7
secara periodik atau berulang. Sedangkan INH adalah enable yang bersifat actif
low, artinya IC multiplexer akan bekerja jika input INH bernilai low, tetapi
jika INH diberikan nilai high, maka output X akan bernilai low tanpa
memperhatikan nilai C, B, A. Penggiliran tersebut memiliki timing sesuai dengan
frekuensi yang dihasilkan oleh pembangkit pulsa clock. Frekuensi clock yang
membentuk sinyal kontrol alamat yang berfungsi untuk melakukan penggiliran
masing–masing output adalah sebesar 420 Hz. Frekuensi clock tersebut untuk
mengoperasikan semua channel yang berjumlah 8 buah secara bergiliran. Sehingga
timing penggiliran untuk masing–masing channel tersebut adalah sebesar 52.5 Hz.
HASIL DAN BAHASAN
Pengujian alat ini
dimaksudkan untuk memastikan bahwa alat yang dibuat dapat berfungsi untuk
mengoperasikan perangkat aksesoris mobil menggunakan sistem multiplexing yang
dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam hal pengoperasian perangkat
aksesoris mobil yang dapat digunakan di kemudian hari. Adapun yang menjadi
titik berat pengujian alat adalah :
o Pengujian pendahuluan.
o Pengujian fungsional menyeluruh
o Pengujian frekuensi
Pengujian
pendahuluan ini dilakukan untuk mencari nilai setelan RA pada frekuensi clock
yang memadai agar beban output dapat berfungsi dengan normal, meskipun
sebenarnya beban bekerja tidak secara kontinyu.
Tabel di atas
adalah hasil pengujian nilai resistansi RA setelah dilakukan pengulangan hingga
5 kali pengujian. Sehingga nilai rata–rata dari pengukuran tersebut adalah
sebesar 10.26 KΩ. Pengujian fungsional menyeluruh dilakukan dengan maksud
menguji secara fungsi keseluruhan sistem dalam satu kesatuan rangkaian yang
utuh. Mulai dari aksi yang diberikan pada switch kontrol pusat hingga reaksi
yang dihasilkan pada beban output. Dengan tujuan agar rangkaian multiplexer
demultiplexer ini dapat bekerja sesuai dengan fungsi seharusnya. Sehingga
rangkaian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif yang dapat
digunakan dalam pengkabelan perangkat aksesoris pada mobil. Selain itu juga sambil
mengamati beban output yang menyala akibat pengaruh daya atau power yang
terputus atau mendapatkan penggiliran.
Berdasarkan hasil
pengujian fungsional satu per satu pada tabel di bawah, dapat dilihat bahwa
ketika salah satu switch kontrol input diaktifkan dan input lain dimatikan,
maka beban output yang menyala adalah sesuai dengan input yang diaktifkan, dan
untuk input yang tidak diaktifkan beban tidak menyala. Serta secara visual
untuk beban yang aktif baik itu berupa cahaya, suara maupun gerak semuanya
menyala dengan normal dan tidak berkedip.
Berdasarkan data
tersebut, maka secara pengujian fungsional satu per satu ini sudah sesuai
dengan fungsinya. Penggunaan mosfet dengan tipe IRF540N sebagai driver power
untuk mengaktifkan perangkat output dengan tegangan 12 volt dinilai berhasil,
karena pada output terlihat menyala dengan kontinyu atau tidak berkedip dan
mampu untuk mensupplai kebutuhan arus untuk masing–masing perangkat output pada
mobil. Sedangkan untuk komponen relay mekanik memiliki waktu kontak yang lebih
lama jika dibandingkan dengan mosfet yang bersifat elektronik. Sehingga akan
berpotensi relay tidak akan mampu untuk melakukan kontak sebanyak 52 kali
setiap 1 detik, yang mengakibatkan akan berkedipnya perangkat output jika
menggunakan frekuensi yang lebih cepat lagi. Selain itu juga masa pakai relay
mekanik yang lebih pendek dibanding dengan mosfet. Atas dasar tersebut, jelas
bahwa penggunaan mosfet dengan tipe IRF540N lebih tepat digunakan sebagai
komponen driver power.
Untuk pengujian
fungsi kombinasi terdiri dari 4 kondisi yaitu kondisi siang hari, kondisi malam
hari, kondisi siang hari dengan hujan, kondisi malam hari dengan hujan.
Pengujian kombinasi tersebut dilakukan dalam rangka mensimulasikan kondisi
aktual berkendara yang umum ditemui. Adapun kombinasi untuk tiap–tiap kondisi
adalah sebagai berikut.
o Kondisi 1 (siang hari) = Sein kiri, sein kanan, klakson.
o Kondisi 2 (malam hari) = Sein kiri, sein kanan, lampu jauh, lampu dekat,
klakson.
o Kondisi 3 (siang hari dengan hujan) = Sein kiri, sein kanan, klakson,
wiper, nozzle air.
o Kondisi 4 (malam hari dengan hujan) = Sein kiri, sein kanan, lampu
kabut, lampu jauh, lampu dekat, klakson, wiper, nozzle air.
Berdasarkan hasil
pengujian kombinasi dengan 4 kondisi seperti ditunjukkan pada tabel dibawah,
dapat dilihat bahwa beban output yang menyala sudah sesuai dengan input yang
diberikan. Begitu juga ketika input tidak diaktifkan maka beban output juga
tidak menyala. Selain itu semua output tersebut yang berupa cahaya, suara, dan
gerak menunjukkan menyala yang normal, cahaya tidak berkedip, suara yang tidak
terputus, dan bergerak normal. Berdasarkan data tersebut, maka secara pengujian
dengan 4 kombinasi sudah sesuai dengan fungsinya.
Pengujian frekuensi
dilakukan untuk membuktikan bahwa nilai frekuensi clock pada rangkaian
pembangkit pulsa clock yang telah dihitung sebesar 420 Hz memakai rumus (1)
berdasarkan setelan nilai RA hasil pengujian pendahuluan diatas, adalah sesuai
dengan nilai frekuensi aktual yang didapat. Nilai frekuensi aktual tersebut
didapatkan dengan melakukan pengukuran langsung pada rangkaian pembangkit pulsa
clock.
Data tersebut
diambil dengan menggunakan oscilloscope dengan parameter setelan time/div
adalah 5 ms/div dan juga untuk parameter volt/div adalah 5 volt/div. Dari hasil
tersebut didapatkan nilai frekuensi sebesar 420 Hz. Nilai ini persis sama
dengan hasil perhitungan. Sedangkan untuk nilai frekuensi kontrol pengalamatan
yang berfungsi sebagai penggiliran untuk input sebanyak 8 bit adalah sebesar 52
Hz.
REFERENSI
Alam Putra, Rachmad. (2013)
Elektronika Analog.Jakarta : Deepublish.
Bisho, Owen. (2010) Electronic
Circuit and system.Germany : Electronicscir.
Bushiharto, Widodo. (2011) Elektronika
Digital dan Sistem Embedded.Jakarta : Gramedia. Eggleston, Dennis. (2012) Basic
Electronics for Scientists and Engineers.Cambridge : winley
Mosfet characteristic.
https://en.wikipedia.org/wiki/MOSFET MOSFET p-type switching.
https://electronics.stackexchange.com/questions/3 53218/p-channel-mosfet-switch
http://repository.istn.ac.id/2658/1/L20%20Naskah%20Jurnal%20Sinusoida%20%28Mux-Demux%20Kelistrikan%20Mobil%29.pdf
Komentar
Posting Komentar